POJOKNEGERI.COM – Proyek revitalisasi Pasar Pagi Samarinda kini mendekati tahap akhir.
Gedung baru yang menjadi ikon perdagangan tradisional di jantung Kota Tepian itu ditargetkan rampung dan siap diresmikan pada Desember 2025.
Namun, bukan hanya wajah fisik pasar yang berubah, pola pengelolaan fasilitasnya pun kini mulai diarahkan ke sistem yang lebih modern dan transparan, termasuk pada sektor parkir.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda memastikan akan mengambil peran langsung dalam pengelolaan parkir di gedung baru Pasar Pagi.
Langkah ini diambil sebagai tahap awal sebelum adanya proses lelang dan kerja sama resmi dengan pihak ketiga.
Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan (Kabid LLJ) Dishub Samarinda, Boy Leonardo Sianipar, menegaskan bahwa kebijakan ini bukan tanpa alasan.
Menurutnya, Dishub ingin memastikan sistem parkir di pasar terbesar di Samarinda itu bisa berjalan tertib dan profesional sejak awal beroperasi.
“Kami ingin memastikan semuanya tertata dengan baik. Sebelum proses administrasi selesai dan jika nanti ada kerja sama dengan pihak ketiga, sementara ini Dishub yang mengelola dulu tujuannya agar pengelolaan parkir tetap tertib dan tidak menimbulkan masalah di masa awal operasional,” ujar Boy.
Ia menjelaskan, pengalihan sementara pengelolaan parkir kepada Dishub juga sudah disepakati dengan Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda.
Pasalnya, pasar yang akan segera diresmikan ini membutuhkan sistem pengelolaan yang siap dan berjalan tanpa kendala ketika mulai beroperasi.
“Dinas Perdagangan sudah menyatakan penyerahan sementara kepada kami. Jadi setelah Pasar Pagi diresmikan, parkir tetap dikelola oleh Dishub sampai ada penetapan baru. Proses administrasi untuk kerja sama dengan pihak ketiga tetap berjalan, tapi tidak bisa terburu-buru,” tuturnya.
Ia menegaskan, pihaknya sangat berhati-hati dalam menyiapkan skema kerja sama pengelolaan parkir.
Apalagi, menurutnya, kerja sama antara pemerintah dan pihak ketiga merupakan sektor yang sensitif dan berpotensi menimbulkan temuan audit jika tidak dilaksanakan sesuai aturan.
“Kita tidak ingin ada kesalahan administrasi. Kerja sama dengan pihak ketiga itu harus benar-benar tertib. Karena kalau tidak, bisa berpotensi menjadi temuan di kemudian hari. Jadi kita lakukan semua secara transparan dan sesuai prosedur,” tegasnya.
Selain itu, Dishub juga berencana menjadikan pengelolaan parkir Pasar Pagi sebagai contoh penerapan sistem modern di Samarinda.
Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pembayaran non-tunai (cashless).
“Kami mau sistem parkir ini juga bisa modern dan aman. Aman dalam arti kebocoran pendapatan bisa ditekan seminimal mungkin. Kalau sistem cashless diterapkan dengan baik, potensi kebocoran bisa dibilang hampir tidak ada,” terangnya.
Ia mengakui, penerapan sistem non-tunai memang membutuhkan waktu dan adaptasi bagi sebagian masyarakat.
Namun, menurutnya, penerapan ini sudah menjadi keharusan di era digital, sejalan dengan kebijakan nasional yang mendorong sistem pembayaran elektronik.
“Cashless ini bukan hanya soal gaya hidup modern, tapi juga soal efisiensi dan transparansi. Sekarang orang jarang membawa uang tunai jadi sistem ini justru memudahkan masyarakat. Kita sudah lihat contohnya di tol, semua sudah non-tunai, dan masyarakat bisa beradaptasi,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahaa Dishub ingin memastikan pengelolaan parkir di Pasar Pagi tidak hanya tertib secara teknis, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kami juga ingin memastikan potensi PAD dari parkir ini bisa maksimal kalau sistemnya bagus dan kebocoran kecil, tentu penerimaan daerah juga meningkat. Ini bagian dari upaya kita membangun tata kelola yang sehat dan akuntabel,” ujarnya.
Ia mengatakan , beberapa pasar lain di Samarinda juga sudah dikelola Dishub dalam hal perparkiran.
Namun, Pasar Pagi menjadi perhatian khusus karena statusnya sebagai pusat perdagangan legendaris yang kini tengah direvitalisasi besar-besaran.
“Pasar Pagi ini sedang jadi sorotan. Jadi kami pun harus ekstra hati-hati dan teliti. Kami ingin semua berjalan lancar, baik dari sisi teknis, pelayanan, maupun administrasi. Nanti setelah sistemnya stabil dan seluruh proses selesai, barulah akan kita evaluasi apakah perlu kerja sama dengan pihak ketiga,” katanya.
Ia menjelaskan menutup dengan optimisme bahwa sistem parkir baru di Pasar Pagi akan menjadi tonggak perubahan bagi pengelolaan fasilitas publik di Samarinda.
“Kami ingin Pasar Pagi menjadi contoh. Pengelolaan yang modern, tertib, transparan, dan memberikan manfaat bagi masyarakat serta daerah. Itu tujuan utama kami,” tutupnya. (*)